Lobi,
Negoisasi & Presentasi
Pengertian Lobi
Pada awalnya lobi hanya dikatakan sebagai
sebuah serambi sebelum masuk ke ruang utama. Lobi adalah sebuah tempat yang
nyaman dan tenang terletak di hotel-hotel dan tempat-tempat pertemuan. Tempat
tersebut sesuai sebagai tempat untuk mengadakan pembicaraan dan pendekatan
antara pihak-pihak yang melakukan pertemuan.
Dalam perkembangannya lobi dimaknai sebagai
pendekatan (approach). Lobi adalah pendekatan awal yang menjurus ke suatu
tujuan yang menguntungkan, baik satu ataupun kedua belah pihak. Kegiatan lobi
tidak hanya diperlukan oleh individu untuk memperoleh apa yang menguntungkan
dari pihak lain, tetapi juga diperlukan bagi kepentingan suatu organisasi. Bagi
suatu organisasi kegiatan melobi diperlukan demi suksesnya pelaksanaan
rencana-rencana. Disini fungsi agensi-agensi pemerintah sangat diperlukan dalam
memberikan izin usaha, hak paten yang sifatnya memudahkan dan menguntungkan
organisasi.
Lobi adalah aktivitas komunikasi yang
dilakukan oleh individu ataupun kelompok dengan tujuan memengaruhi pimpinan
organisasi lain maupun orang yang memiliki kedudukan penting dalam organisasi
dan pemerintahan sehingga dapat memberikan keuntungan untuk diri sendiri ataupun
organisasi dan perusahaan pelobi.
Lobi dalam konteks bisnis adalah upaya
melakukan pemasaran atau penjualan dalam melakukan pendekatan kepada calon
pembeli, baik perorangan maupun instansi. Dalam lobi bisnis ini biasanya
dikemukakan, maksud, tujuan, dan penjelasan produk.
Fungsi Lobi
Fungsi lobi adalah untuk melindungi
kepentingan organisasi/lembaga bisnis dengan membuka komunikasi pada pihak
pengambil keputusan, diantaranya: membangun koalisi dengan
organisasi-organisasi lain, mengumpulkan informasi dan mempersiapkan laporan
untuk legislator yang mewakili posisi organisasi dalam isu-isu kunci.
Ada tiga jenis lobi, yakni:
1. Lobi
tradisional, pelobi mendekati pengambil keputusan.
2. Lobi akar rumput, menggunakan masyarakat
untuk mempengaruhi pengambil keputusan.
3. Lobi political action committee,
komite-komite yang dibentuk perusahaan-perusahaan besar agar wakilnya dapat
duduk di parlemen/pemerintah.
Manfaat Lobi
1.
Mempengaruhi pengambil
keputusan agar keputusannya tidak merugikan para pelobi dari organisasi atau lembaga bisnis.
2.
Lobi juga berfungsi
untuk menafsirkan opini pejabat pemerintah yang kemudian diterjemahkan dalam
kebijakan perusahaan.
3.
Memprediksi apa yang
akan terjadi secara hukum dan memberirekomendasi pada perusahaan agar dapat
menyesuaikan diri dengan ketentuan baru dan memanfaatkan ketentuan baru
tersebut
4.
Menyampaikan informasi
tentang bagaimana sesuatu kesatuan dirasakan oleh perusahaan, organisasi atau
kelompok masyarakat tertentu.
5.
Meyakinkan para
pembuat keputusan bahwa pelaksanaan peraturan membutuhkan waktu untuk
perizinan.
Pengertian Negoisasi
Istilah negosiasi yang terdapat pada kamus
besar bahasa Indonesia adalah : proses tawar menawar dengan jalan
berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan antara satu pihak
dan pihak yang lain dapat berupa kelompok atau organisasi
Negosiasi juga diartikan sebagai suatu bentuk penyelesaiaan
sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak pihak yang bersengketa.
Istilah ini berkembang dari dunia para diplomat baik yang menjabat
sebagai duta besar, kuasa usaha atau konsul yang bergerak dalam
kegiatan diplomasi. Kegiatan dilakukan untuk kepentingan negara yang
diwakilinya saat dinegara manapun para diplomat itu ditempatkan.
Pengertian diplomasi secara sederhana yang dikemukan oleh Anwar.
DF adalah sebagai praktek prakatek atau kegiatan dari lembaga lembaga yang
berlaku diantara negara-negara dalam hal ini pemerintah dalam berhubungan
antara satu dan yang lain. Salah satu bentuk kegiatan yang
digunakan adalah “negosiasi”. Jadi Negosiasi merupakan salah satu
fungsi vital dari para diplomat. Diplomasi bertujuan untuk memajukan
kepentingan kepentingan nasional dalam bidang politik maupun ekonomi, sebagai
contoh adalah kepentingan kemerdekaan suatu negara , keamanan dan integritas
teritorial.
Dalam permasalahan kenegaraan, negosiasi merupakan
proses yang komplek untuk mengatasi isu-isu atupun perbedaan
pendapat dari negara negara yang bersengketa atau bermasalah, dengan
demikian diharapkan dapat menghasilkan suatu
kesepakatan diantara negara yang bersangkutan.
Tahapan dalam Negosiasi
1. Tahap Awal
Tahapan awal yang perlu dipahami adalah :
Tahap sebelum negosiasi pelaku atau
organisasi perlu mengetahui kejadian kejadian yang melatar belakangi
suatu permasalahan.
Untuk memudahkan identifikasi permasalahan dapat dibuat urutan
daftar pertanyaan yang jawabannya akan digunakan sebagai bahan untuk penyusunan
strategi pada tahapan selanjutnya, Contoh pertanyaan yang dapat disusun pada
tahap ini diantaranya adalah :
a. Apakah
pokok permasalahannya ?
b. Apakah
Negosiasi memang perlu dilakukan ataukah dapat diupayakan dengan kemungkinan lain
c. Bagimana
kondisi hubungan kedua belah pihak apakah dimungkinkan untuk diadakan suatu
kesepakatan atau tidak
Apabila daftar pertanyaan tersebut ditemukan bahwa kedua pihak
memang membutuhkan kesepakatan maka tahap negosiasi selanjutnya dapat
direncanakan berikut strateginya. Namun apabila salah satu pihak tidak
berkeinginan untuk membuat kesepakatan maka negosiasi menjadi sulit untuk
dilakukan. Dalam kondisi seperti ini diperlukan upaya pendekatan dalam bentuk
lain misalkan lobby atau memanfaatkan pihak lain untuk membicarakannya.
2. Tahap selama
berlangsungnya negosiasi
Pada tahap ini beberapa hal yang harus disiapkan oleh para pihak
yang akan melakukan perundingan adalah:
· Menetapkan permasalahan pokok dengan menyatukan
perbedaan dan pembuat pengertian yang sama terhadap permasalahan
· Menetapkan posisi awal
· Menyiapkan argumentasi
· Mengembangkan kemungkinan dari permasalahan
· Menetapkan proposal yang merupakan gagasan baru yang
menjurus kearah kesepakatan, sifat fleksibel dan dapat dimodifikasi.
· Menetapkan dan menandatangani proposal akhir yakni
jalan keluar yang dipilih guna mengatasi perbedaan pendapat dari pihak yang
berunding
3. Tahap
sesudah negosiasi.
Kegiatan pada tahap ini adalah pelaksanaan program persetujuan,
masing-masing perlu mengetahui apa yang dilakukan, siapa yang melakukan dan
waktu pelaksanaannya. Tim kedua pihak dapat melakukan peninjauan pelaksanaannya
untuk menjamin pelaksanaan komitmen bersama.
Dalam hubungan ini meskipun skala dan pokok bahasan
berbeda dan berada pada suasan formal maupun informal. namun masing-masing
pihak yang terlibat tahu bahwa mereka sedang bernegosiasi.
Pengertian Presentasi
Presentasi secara harfiyah artinya penyajian,
perkenalan, pertunjukan dan pemberian. Kata dasarnya present yang artinya
pemberian, hadiah, hadir, sekarang dan menghadirkan
KBBI mengertikan presentasi sebagai berikut:
pre·sen·ta·si /préséntasi/ n 1 pemberian (tt hadiah); 2
pengucapan pidato (pd penerimaan suatu jabatan); 3 perkenalan (tt seseorang kpd
seseorang, biasanya kedudukannya lebih tinggi); 4 penyajian atau pertunjukan
(tt sandiwara, film, dsb) kpd orang-orang yg diundang; mem·pre·sen·ta·si·kan v
menyajikan; mengemukakan (dl diskusi dsb).
Menurut istilah, presentasi adalah aktivitas
menunjukkan, menggambarkan, atau menjelaskan sesuatu kepada sekelompok orang.
Dengan demikian, presentasi merupakan suatu
kegiatan berbicara di hadapan audiens pada sebuah kegiatan pengajuan topik,
pendapat atau informasi kepada orang lain.
Tujuan presentasi
Adapun tujuan dari
dilakukannya presentasi menurut jalaluddin Rakhmat terdiri dari tiga hal, yakni
:
1. Memberitahukan (informatif)
ditunjukkan untuk menambah pengetahuan pendegar. Komunikasi di harapkan akan
memperoleh penjelasan, menaruh minat dan memiliki pengertian tentang persoalan
yang dibicarakan, missal, memberitahu beberapa ketentuan penggunaan “Bendera
kebangasan Indonesia”
2. Memengaruhi (persuasive),
ditunjukan kepada orang mempercayai sesuatu, melakukannya atau terbakar
semangatnya. Keyakina, tindakan dan semangat adalah bentuk reaksi yang
diharapkan.
3. Menghibur (reaktif).
Perhatian, kesenangan, dan humor adalah reaksi pendengar yang diharapkan.
Bahasanya enteng, segar dan mudah dicerna.
D. Teknik presentasi
Berikut ini teknik presentasi yang perlu di
perhatikan pada saat akan berpresentasi dan saat berpersentasi.
1. Menentukan topik
Merumuskan judul erat kaitannya dengan pemilahan topik. Kriteria
topik menurut Jalaluddin Rakhmat sebagai berikut: topik sesuai dengan latar
pengetahuan, menarik minat pendengan sesuai dengan pengetahuan pendengar, topic
harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya, sesuai dengan waktu dan situasi,
dapat ditunjang dengan bahan yang lain.
Judul yang baik memenuhi tiga syarat:
a. Relevan, artinya ada
hubungan dengan pokok bahasannya
b. Provoaktif, ialah
menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme pendengar
c. Singkat, berarti
mudah ditangkap maksudnya, dan mudah dingat.
2. Menentukan tujuan
Hal yang perlu diperhatikan dalam presentasi
adalah tujuan dilakukannya presentasi ini untuk apa. Apakah untuk memberikan
informasi ? untuk mempengaruhi orang lain ? ataukah hanya untuk memberikan
kesan yang baik kepada orang lain ?
Menurut G.Sukadi (1995) tujuan menyapaikan
topik dapat dibedakan dalam 5 tujuan sebagai berikut:
a. Tujuan memberitahu. Public mengetahui sesuatu yang akan
disampaikan. Penjelasan dari badan meteorology dan Geofisika-BMG, mengharapkan
masyarakat tetap waspada akan bahaya alam yang mengancam.
b. Tujuan mendorong. Kita member semangat, inspirasi dan kegairahan
kepada public, agar semangat public bangkit dan mempunyai keinginan
menyelesaikan pokok pembicaraan yang disampaikan. Bagaimana mengatasi lumpur di
daerah sidoarjo yang tak henti-hentinya, para tokoh masyarakat mendoronh
masyarakat sekitar untuk membuat tanggul secara gotong royong.
c. Tujuan meyakinkan. Public yakin tentang kebenaran sesuatu. Misal
coba-cobaan yang menimpa Negara kita adalah suatu hikmah, bahwa ada petunjuk
yang perlu dipelajari dari malapetaka itu.
d. Tujuan bertindak. Publik diharapkan berbuat atau bertindak sesuai
dengan harapan.
e. Tujuan menghibur. Pubik diharapkan terhibur, bergembira, dan
senang. Pesan-pesan agar hidup rukun dan damai, disajikan secara humor, dengan
menyajikan beberapa adegan yang menimbulkan tawa dari penonton.
Jadi, Pastikan setiap orang mengetahui tujuan
dilakukannya presentasi ini. Dan seorang publik speaking haruslah memasukkan
segala hal, baik itu materi, gestuk, dan lainnya yang pantas dan berhubungan
dengan tujuan dilakukannya presentasi ini.
3. Kenali audiensi
Seorang komunikator harus tau betul audiensnya
siapa. Dari kalangan mana, pejabat, pegawai negeri, petani, guru, mahasiswa,
anak sekolah dasar dsb. Agar proses penyampaian pesan dalam sebuah presentasi
dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
4. Persiapkan materi
dan bahan
Tentukan point-point apa yang ingin
disampaikan, informasi seperti apa,dan kuasai materi dan kalau perlu sisipkan
beberapa contoh pendukung yang berkaitan dengan topic presentasi anda.
5. Menimbulkan rasa
ingin tau
Buat audiens penasaran dengan apa yang anda
presentasikan. Tunjukkan hal-hal yang nampak dalam visualisasi suara agar
tercipta theatre of mind di benak audiens.
6. Penyampain dan
pemilahan kata
Cara penyampain harus berwibawa, sopan dan
tidak terburu-buru. Penggunaan kata kerja aktif, bukan yang pasif dalam
presentasi juga menunjang efektivitas presentasi itu sendiri, misalnya “ kami
membutuhkan bantuan anda” dari pada “bantuan anda kami perlukan”. Hal tersebut
menjelaskan secara tegas bahwa anda membutuhkan bantuan mereka segara tanpa.
7. Jangan membacakan
materi
Kuasai materi sepaham mungkin, penyampai
materi dengan gaya mebacakan materi terkadang membuat audiens kurang percaya
terhadap kredibilitas anda sebagai komunikator
8. Sering melakukan
kontak mata
Menurut Eguene Ehrilch & Gene R.Hawes, ada tiga praktik
dalam menggunakan kontak mata sebagai berikut:
a. Pandanglah tepat
pada matanya. Ini berarti pembicara secara terus menerus memandang pendengar.
Pandangan bukan pada dahinya, mulutnya, tapi matanya. Ini dinamakan kontak
mata sungguhan. Kontak mata sesungguhkan memudahkan pembicara untuk
menyampaikan maksudnya secara tepat dan mudah mengetahui apakah pendengar
mengerti yang sedang menjadi bahan pembicaraan. Dengan demikian, pembicara
dapat mengubah pola bicaranya.
b. Kontak mata dengan
sekelompok orang, membuat mereka merasa sungguh-sungguh diperhatikan oleh
pembicara. Untuk satu pendegar, adakan kontak khusus dengan satu kalimat utuh,
jangan sampai terbagi. Begitu selesai kalimat, berilah kepada pendengar lain
dengan kontak mata khusus. Bagaimana jika pendengarnya ribuan, pembicara akan
berpaling ke kanan dan ke kiri. Gerekan kepala dan mata si pembicara inilah
yang menyebabkan hadirin merasa pembicara memandang tepat pada mata mereka.
c. Berbicara lewat
mata. Bila ingin menyampaikan sesuatu yang hangat, biarlah mata kita yang
menunjukkan kehangatan itu. Perasaan atau emosi apa pun yang akan disampaikan,
dukunglah penyampaian itu dengan bantuan mata, sehingga pendengar lebih
percaya.
Jangan alihkan pandangan anda sesering
mungkin. Lihatlah audiens dengan cara yang tidak agresif. Pandanglah mereka
seperti anda memandang mereka ketika melakukan percakapan biasa.
9. Alat peraga dan
penggunaan gambar
Penggunaan alat peraga sebagai sarana
penunjang efektivitas presentasi juga berperan dalam mencapai tujuan seperti
power point, rekaman audio, video, dan lainnya.
10. Penampilan
Perhatikan penampilan anda, usahakan
berpakaian yang sesuai, hindari berpakaian ketat yang menghalangi gerakan anda.
E. Model
komunikasi
Ada tiga model
presentasi yang kita kenal yakin; model presentasi
1. Model persuasive
Persuasif artinya
merayu, membujuk, menghimbau. Contoh model presentasi ini adalah memperkenalkan
produk baru dalam kegiatan marketing, pengarahan pada masyarakat,
ceramah/presentasi di bidang kerohanian (agama), dan sebagainya. Model
presentasi ini, presenter tidak secara langsung memperoleh hasil atau jawaban
dari audience apakah presentasi yang disampaikan dapat diterima/disetujui dan
ditindaklanjuti oleh target penerima informasi atau tidak.
2. Model informative
Contoh model ini di
antaranya seorang manager yang sedang mempresentasikan status dari sebuah
proyek atau rangkaian pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, Laporan Finansial,
atau Kebijaksanaan pemasaran, penyampaian proposal untuk meminta dana. Hasil
presentasi model ini sangat menentukan, apakah idenya diterima atau tidak.
Selain itu, presenter akan menerima pertanyaan atau memberikan
pertanggungjawaban secara langsung terhadap apa yang disampaikan kepada
audience-nya.
3. Model presentasi pelatihan
Model Presentasi Pelatihan/Training Misalnya pelatihan yang
diberikan kepada karyawan baru, pelatihan yang diberikan sehubungan dengan akan
diterapkannya sistem ISO, pelatihan kepada para pengajar sehubungan adanya
sistem pengajaran yang baru, dan sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar